"PLN tentunya kapasitasnya dapat meningkat lebih cepat, enggak ada investasi dari PLN," ucap Rini di Istana Negara, Jakarta, Senin (13/4/2015).
Menurut Rini, dengan skema ini pula, PLN akan mendapatkan dana dari lease back, sehingga perusahaan pelat merah ini dapat memanfaatkan dana tersebut untuk membangun pembangkit listrik 35 ribu mega watt (mw).
"Termasuk untuk yang bagian 35 ribu mw," jelasnya.
Menurut Rini, rencana ini sedang disiapkan oleh manajemen dari PLN untuk bagaimana pembangkit listrik yang sekarang ini dapat disewakan ke investor China.
"Tetapi kapasitas terpasang belum optimum tapi bagian dari 10 ribu mw bagian pertama waktu itu, itu sudah dibicarakan Pemerintah Republik Tiongkok dan beberapa BUMN disana untuk bagaimana mengoptimisasikan kembali meningkatkan kapasitasnya, sehingga mereka sangat tertarik untuk mengambil alih," jelasnya.
Rini menjelaskan, skema ini nantinya pemerintah melalui PLN masih sebagai pemilik pembangkit listrik tersebut.
"Jadi yang tadinya powerplant milik pemerintah nantinya menjadi IPP yang nantinya bisa dikembalikan lagi pada akhirnya menjadi milik PLN. Dalam prosesnya mereka take over dengan meningkatkan kapasitas," tukasnya.
Seperti yang diketahui, pemerintah Indonesia akan menyewakan kembali (lease back) pembangkit listrik hasil proyek Fast Track Program (FTP) tahap pertama, yang dicanangkan 10.000 megawatt. Pembangkit listrik ini, akan disewakan kepada investor asal China.
Deputi Sarana dan Prasarana Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Deddy Priatna, mengatakan skema lease back diplih agar proyek pembangkit listrik tersebut masih tetap dimiliki Indonesia.
Dia menjelaskan, FTP I yang dimulai sejak 2016 dan dikerjakan kontraktor China, realisasinya sudah sekitar 90 persen. Namun ternyata, faktor kapasitas (capacity factor) dari proyek tersebut sangat tidak maksimal, hanya 35-50 persen. Karena rendahnya faktor kapasitas itu, produksi listrik yang didistribusikan tidak maksimal.
"Analoginya, jika listrik yang harusnya dihasilkan untuk 100 orang, tapi ini hanya untuk 35 orang," kata dia.
View the original article here
0 comments:
Post a Comment